Jumat, 08 Mei 2009

MAU DAPET DUIT DI INTERNET?? BURUAN DAFTAR... GRATIS

Satu-satunya Program Bisnis Cerdas Membangun Aset di Internet dengan Sistem Terunik & Sangat Inovatif Untuk Anda Yang Ingin Menghasilkan Income Tak Terbatas Selamanya! Lewat INTERNET! Gabung bersama kami dan rasakan uang mengalir rekening anda, dapatkan juga bonus dahsyat lainnya...

Info Lengkap klik DISINI

Minggu, 03 Mei 2009

WUJUD ZAT, MENISKUS, DAN KAPILARITAS

A. WUJUD ZAT

1. Pengertian dan jenis zat

Zat adalah sesuatu yang menempati ruang dan mempunyai massa. Semua zat menempati ruang, mempunyai massa, dan dapat berada dalam wujud yang berbeda. Pada dasarnya ada tiga wujud zat: padat, cair, dan gas. Wujud dari suatu zat tergantung pada suhunya. Di sekitarmu terdapat benda-benda yang dapat kamu kelompokkan kedalam tiga wujud zat. Beberapa benda seperti besi, kayu, aluminium termasuk zat padat. Air, minyak termasuk zat cair, sedangkan gas elpiji, udara termasuk zat gas.

2. Sifat Zat Berdasarkan Wujudnya

Zat padat adalah zat yang mempunyai bentuk dan volume tetap. Dilihat dari susunan molekul dan ikatan antarmolekulnya, zat padat mempunyai susunan molekul yang teratur dan gaya tarik-menarik antarmolekulnya yang kuat. Contoh zat padat antara lain batu, meja, kapur tulis, papan tulis, dan pensil.

Adapun zat cair adalah zat yang mempunyai volume tetap, tetapi bentuknya selalu berubah-ubah mengikuti tempatnya. Dilihat dari susunan molekul dan ikatan antarmolekulnya zat cair mempunyai susunan molekul yang kurang teratur dan jarak antarmolekulnya yang agak renggang sehingga gaya tarik menarik antarmolekulnya relatif lebih rendah dibandingkan dengan zat padat. Contoh zat cair antara lain air sirop, air teh, dan air mineral.

Gas adalah zat yang mempunyai bentuk dan volume yang tidak tetap. Hal ini disebabkan karena susunan molekul-molekul gas sangat tidak teratur sehingga gaya tarik-menarik antarmolekulnya sangat lemah. Contoh zat gas adalah udara.

3. Perubahan Wujud Zat

Perubahan wujud zat digolongkan menjadi enam peristiwa sebagai berikut.

a. Membeku

Peristiwa perubahan wujud dari cair menjadi padat. Dalam peristiwa ini zat melepaskan energi panas.

b. Mencair

Peristiwa perubahan wujud zat dari padat menjadi cair. Dalam peristiwa ini zat memerlukan energi panas.

c. Menguap

Peristiwa perubahan wujud dari cair menjadi gas. Dalam peristiwa ini zat memerlukan energi panas.

d. Mengembun

Peristiwa perubahan wujud dari gas menjadi cair. Dalam peristiwa ini zat melepaskan energi panas.

e. Menyublim

Peristiwa perubahan wujud dari padat menjadi gas. Dalam peristiwa ini zat memerlukan energi panas.

f. Mengkristal

Peristiwa perubahan wujud dari gas menjadi padat. Dalam peristiwa ini zat melepaskan energi panas.

4. Susunan gerak dan partikel zat

a. Padat

Zat padat mempunyai sifat bentuk dan volumenya tetap. Bentuknya tetap dikarenakan partikel-partikel pada zat padat saling berdekatan, tersusun teratur dan mempunyai gaya tarik antar partikel sangat kuat. Volumenya tetap dikarenakan partikel pada zat padat dapat bergerak dan berputar pada kedudukannya saja.

b. Cair

Zat cair mempunyai sifat bentuk berubah-ubah dan volumenya tetap. Bentuknya berubah-ubah dikarenakan partikel-partikel pada zat cair berdekatan tetapi renggang, tersusun teratur, gaya tarik antar partikel agak lemah. Volumenya tetap dikarenakan partikel pada zat cair mudah berpindah tetapi tidak dapat meninggalkan kelompoknya.

c. Gas

Zat gas mempunyai sifat bentuk berubah-ubah dan volume berubah-ubah. Bentuknya berubah-ubah dikarenakan partikelpartikel pada zat gas berjauhan, tersusun tidak teratur, gaya tarik antar partikel sangat lemah. Volumenya berubah-ubah dikarenakan partikel pada zat gas dapat bergerak bebas meninggalkan kelompoknya.

5. Gaya kohesi, gaya adhesi, dan kapilaritas

Gaya tarikmenarik antarpartikel yang sejenis dinamakan kohesi, sedangkan gaya tarik-menarik antarpartikel yang tidak sejenis dinamakan adhesi.Gaya kohesi maupun gaya adhesi mempengaruhi bentuk permukaan zat cair dalam wadahnya. Misalkan ke dalam dua buah tabung reaksi masing-masing diisikan air dan raksa. Apa yang terjadi? Permukaan air dalam tabung reaksi berbentuk cekung disebut meniskus cekung, sedangkan permukaan raksa dalam tabung reaksi berbentuk cembung disebut meniskus cembung,

Meniskus cembung maupun meniskus cekung menyebabkan sudut kontak antara bidang wadah (tabung) dengan permukaan zat cair berbeda besarnya. Meniskus cembung menimbulkan sudut kontak tumpul (> 90o), sedangkan meniskus cekung menimbulkan sudut kontak lancip (<>o). Untuk mengamati peristiwa kohesi dan adhesi, lakukan kegiatan berikut ini.

Kapilaritas tergantung pada gaya kohesi dan adhesi. Air naik dalam pembuluh kaca karena gaya adhesi, sedangkan permukaan raksa nampak turun dalam pipa kapiler karena adanya gaya kohesi.

Gejala kapilaritas dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari di antaranya:

a. Naiknya minyak tanah pada sumbu lampu minyak.

b. Sifat menghisap cairan pada beberapa benda, misalnya: kain, kertas isap, dan lain-lain.

c. Naiknya air pada batang tumbuhan.


SUHU DAN PENGUKURANNYA

1. Pengertian Suhu

Ilmu pengetahuan alam untuk menyatakan tingkat panas dinginnya suatu keadaan digunakan suatu besaran yang disebut suhu atau temperatur. Dengan menggunakan besaran suhu ini, kamu dapat menentukan panas dan dingin suatu keadaan secara pasti. Jadi, suhu adalah besaran fisika yang menyatakan derajat panas suatu benda.

2. Pengukuran suhu dengan termometer

a. Penggunaan Termometer sebagai alat ukur suhu.

Alat yang digunakan untuk mengukur suhu benda dengan tepat dan menyatakannya dengan angka disebut termometer. Sebuah termometer biasanya terdiri dari sebuah pipa kaca berongga yang berisi zat cair (alkohol atau air raksa), dan bagian atas cairan adalah ruang hampa udara. Termometer dibuat berdasarkan prinsip bahwa volume zat cair akan berubah apabila dipanaskan atau didinginkan. Volume zat cair akan bertambah apabila dipanaskan, sedangkan apabila didinginkan volume zat cair akan berkurang. Naik atau turunnya zat cair tersebut digunakan sebagai acuan untuk menentukan suhu suatu benda.

b. Membuat Termometer Sederhana

Termometer yang umum digunakan adalah termometer zat cair dengan pengisi pipa kapilernya adalah raksa atau alkohol. Pertimbangan dipilihnya raksa sebagai pengisi pipa kapiler termometer adalah sebagai berikut:

- raksa tidak membasahi dinding kaca,

- raksa merupakan penghantar panas yang baik,

- kalor jenis raksa rendah akibatnya dengan perubahan panas yang kecil cukup dapat mengubah suhunya,

- jangkauan ukur raksa lebar karena titik bekunya -39 ºC dan titik didihnya 357ºC.

Pengukuran suhu yang sangat rendah biasanya menggunakan termometer alkohol. Alkohol memiliki titik beku yang sangat rendah, yaitu -114ºC. Namun demikian, termometer alkohol tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu benda yang tinggi sebab titik didihnya hanya 78ºC.

Pada pembuatan termometer terlebih dahulu ditetapkan titik tetap atas dan titik tetap bawah. Titik tetap termometer tersebut diukur pada tekanan 1 atmosfer. Di antara kedua titik tetap tersebut dibuat skala suhu. Penetapan titik tetap bawah adalah suhu ketika es melebur dan penetapan titik tetap atas adalah suhu saat air mendidih. Berikut ini adalah penetapan titik tetap pada skala termometer.

a. Termometer Celcius

Titik tetap bawah diberi angka 0 dan titik tetap atas diberi angka 100. Diantara titik tetap bawah dan titik tetap atas dibagi 100 skala.

b. Termometer Reaumur

Titik tetap bawah diberi angka 0 dan titik tetap atas diberi angka 80. Di antara titik tetap bawah dan titik tetap atas dibagi menjadi 80 skala.

c. Termometer Fahrenheit

Titik tetap bawah diberi angka 32 dan titik tetap atas diberi angka 212. Suhu es yang dicampur dengan garam ditetapkan sebagai 0ºF. Di antara titik tetap bawah dan titik tetap atas dibagi 180 skala.

d. Termometer Kelvin

Pada termometer Kelvin, titik terbawah diberi ini disebut suhu mutlak, yaitu suhu terkecil yang ketika energi total partikel benda tersebut nol. Menetapkan suhu es melebur dengan angka 273 dan dengan angka 373. Rentang titik tetap bawah atas termometer Kelvin dibagi 100 skala.

3. Konversi Skala Termometer

Konversi skala adalah mengubah satuan besaran suhu dari skala yang satu ke skala yang lain.

Adapun hasil konversi skala pada termometer adalah sebagai berikut:

a. Mencari t° R dari t° C : t° R = x t° C

b. Mencari t° R dari t° F : t° R = (t° F - 32)x

c. Mencari t° F dari t° R : t° F = (t° R x )+ 32

d. Mencari t° F dari t° C : t° F = (t° C x )+ 32

e. Mencari t° C dari t° R : t° C = x t° R

f. Mencari t° C dari t° F : t° C = (t° F - 32) x

g. Mencari t° C dari t° K : t° C = t° K - 273

h. Mencari t° K dari t° C : t° K = 273 + t° C

4. Pemanfaatan Termometer

Berdasarkan kegunaannya, kita mengenal beberapa macam termometer, antara lain:

1. Termometer klinis

Termometer klinis digunakan untuk mengukur suhu badan manusia. Skala pada termometer ini adalah 350 C – 420 C

2. Termometer maksimium - minimum Six Bellani

Termometer ini digunakan untuk mengukur suhu maksimum dan minimum dalam selang waktu tertentu.

3. Termometer optik (pirometer)

Termometer optik digunakan untuk mengukur benda-benda bersuhu tinggi dan berkilau.

4. Termometer industri

Termometer industri digunakan untuk mengukur suhu mesin-mesin pada suatu pabrik.

5. Termometer dinding

Termometer dinding digunakan untuk mengukur suhu ruangan (biasanya dipasang pada dinding).

6. Termometer laboratorium

Termometer laboratorium merupakan termometer yang dipakai dalam suatu praktikum di laboratorium.

BESARAN POKOK DAN BESARAN TURUNAN

Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur, mempunyai nilai yang dapat dinyatakan dengan angka – angka, dan pada umumnya mempunyai satuan. Pengukuran suatu besaran dilakukan dengan membandingkan nilai besaran yang diukur dengan sejenis yang dipakai sebagai satuan
a.
Besaran Pokok
Besaran Pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu, atau besaran yang tidak diturunkan dari besaran lain.
Didalam fisika ada 7 besaran pokok, yaitu :

No

Besaran

Satuan

Sistem MKS

Sistem CGS

1.

Panjang

Meter = m

Centimeter = cm

2.

Massa

Kilogram = kg

Gram = g

3.

Waktu

Sekon (detik) = s

Sekon (detik) = s

4.

Kuat arus listrik

Ampere

Mili ampere (mA)

5.

Suhu

Kelvin

-

6.

Intensitas cahaya

Candela

-

7.

Jumlah zat

Mol

-

b. Besaran turunan

Besaran turunan adalah besaran yang satuannya diturunkan dari satuan besaran pokok. Diturunkan artinya dijabarkan atau diperoleh dari penggabungan dengan cara perkalian atau pembagian. Satuan besaran turunan disebut satuan turunan, sebagai contohnya yaitu :

1. luas 4. percepatan

2. volume 5. massa jenis

3. kecepatan 6. berat.

Besaran turunan

Satuan

Diturunkan dari satuan besaran pokok

MKS

CGS

1. Luas

2. Volume

3. Massa jenis

m2

m3

kg/m3

cm2

cm3

kg/cm3

Panjang

Panjang

Massa dan panjang